Rabu, 15 Oktober 2014

Cerpen Perjuangan



PERJUANGAN
karya: Mr M

Angin angin pagi lembut menggoyangkan batin. Pepohonan masih diam berkeringat. Dedaunannya menangis bahagia menyambut mentari yang mengkilap mewarnai langit yang kemerahan sungguh sangat indah keindahan subuh itu. Bagi si malas yang tak sempat menyaksikan panorama ini. Amatlah ia merugi.
Nurdin adalah anak Makassar yang rajin. Gelar kemalasan akan jauh dari namanya. Rajin adalah harga mati baginya jika ia malas sehari saja berarti ia tidak akan makan hari itu juga. Sebelum keindahan pagi itu tiba. ia telah membelah kegelapan dengan keberaniannya untuk segera bersepeda ke pasar untuk mencari secuil uang dengan menjual sayur dari kebunnya. Untuk membantu kedua orang tuanya yang hidup sengsara akibat ulah para pemberontak.
Hampir setiap hari ia melakukan ini. Tertidur hanya beberapa jam saja. Lalu terbangun ketika matahari masih jauh bersembunyi dibelahan bumi lain. Tapi sekali lagi dia anak Makassar yang tangguh dan pemberani.
Begitu sekarung sayur disepedanya telah ada yang terjual dan matahari sudah menampakkan seluruh tubuhnya. Ia harus segera kembali kerumahnya karena waktu menandakan ia harus pergi kesekolahnya.
Perjalanan menuju sekolahnya amatlah berat. Karena ia harus berjalan kaki berpuluh kilo meter tanpa alas kaki karena sepeda yang ia pakai ke pasar harus juga dipakai ayahnya untuk bersepeda dikebunnya yang tak kalah jauhnya. Dan Nurdin harus membelah semak semak hutan untuk menghindari ular besi(pistol) para pemberontak kala itu. Sebelum ia berangkat kesekolah. Ia telah berpesan kepada ibunya kalau ia akan mati dijalan. Itulah keberaniannya untuk mengorbankan nyawa demi menghilangkan kata kebodohan bagi warga pribumi. Tapi untunglah sampai saat ini takdir belum pernah menghabiskan umurnya.
Begitu pulang dari sekolahnya ia masih harus berjuang. Tak ada kata jeda istirahat. Begitu ia menginjakkan kaki dipintu rumahnya ia segera masuk untuk mengganti pakaiannya. Lalu meminum segelas air untuk menghilangkan dahaga perjalanan terik berpuluh kilometer itu. Lalu segera kembali berjalan tanpa alas kaki menyusul kerbau kerbau miliknya yang sudah bersantai dipadang rumput di ujung desanya. Kerbau kerbau itu pagi tadi di giring oleh ayahnya. Dan tugasnya kali ini menjaga kerbau itu sampai ia kenyang. Dan kerbau itu akan kenyang saat mentari kembali beranjak meninggalkan bumi. Jadi setengah hari ia harus memperhatikan kerbaunya satu persatu yang jumlahnya itu ada 15 ekor harus selalu berada dalam ruang lingkup koridornya. Dan apabila ada seekor saja yang membandel harus segera digiring kembali. Kerbau kerbau itu adalah harta yang sangat berharga bagi keluarganya hingga tugas yang dijalaninya adalah tugas yang amatlah berat.
Dan ketika kerbau itu kenyang. Mereka berbondong bondong kembali kekandangnya. Tugas Nurdin adalah mengarahkan kerbau itu. Tongkat bamboo ditangannya adalah senjata yang sanagt ditakuti kerbau itu. Kerbau itu terlihat ketakutan saat Nurdin mendekatinya. Tapi nurdin tak pernah sedikitpun menyakiti kerbau kesayangannya. Saat malam akhirnya membawa kegelapan dan membungkus bumi. Kerbau kerbau itu telah berada didalam kandangnya. Dan pintu kandang dikunci dengan baik dan teliti. Setelah tugasnya terselesaikan kini saatnya bagi Nurdin untuk membersihkan tubuhnya. Tapi sekali lagi ia masih harus kerja keras. Air yang ia pakai untuk membersihkan diri harus ia ambil disumber air yang paling terdekat jaraknya adalah 5kilometer. Dan dua jirigen besar harus ia pikul sepanjang jalan. Sungguh inilah perjuangan hidup sesungguhnya. Tapi bagi Nurdin inilah kehidupan yang harus ia jalani dengan ikhlas tanpa pernah merasa dirinya sial karena lahir dimasa yang amatlah menyulitkan. Tapi dari kehidupan masa kecilnya yang serba berat itu membawa balasan yang sangatah berimbang. Ketika masa masa sulit itu telah berlalu ia telah duduk didalam sebuah ruangan ber AC yang didepannya itu ada sebuah meja dan diatasnya ada papan nama yang bertuliskan Directur perusahaan.
kesulitan tidak akan bertahan lama jika dihadapi dengan keikhlasan percayalah itu. Dan bagi kalian yang merasa teah berbahagia patutlah kalian mengedarkan mata untuk membantu para ikhlas kesulitan untuk membantu mereka walau hanya sekedar memberi semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar